Selasa, 05 April 2011

UMU UMAROH

Dialah Nasibah binti Kaab, Umu Umaroh, wanita yang dirindu surga. Sang mujahidah yang darahnya mengalir wangi disurga. Ibu dari para mujahid yang syahid dijalan Allah. Dialah mujahidah tangguh, syahidah yang ruhnya di sambut ribuan malaikat. Perjuangannya begitu gigih pada pertempuran melawan kaum kafir dalam Perang Uhud.
Saat itu gema takbir menggema membelah langit, memanggil para mujahidNya bertaruh nyawa di medan jihad demi menegakkan agama Allah. " Allahukbar! Allahuakbar! Allahuakbar!!" demikianlah ucapan terindah yang menggetarkan jiwa setiap orang yang mendengarnya, termasuk Nasibah binti Kaab ketika tengah berkumpul dengan suami dan ketiga putranya. Kemudian ia mempersiapkan kuda beserta peralatan perang yang dibutuhkan suaminya dan mengantar keberangkatan suaminya dengan sebuah pesan, yaitu untuk menjaga dan mempertaruhkan jiwa raga demi melindungi Rasulullah dari serangan kaum kafir. Ketika tiba di medan perang, suami Nasibah binti Kaab disambut oleh Rasulullah SAW. dan berperang habis-habisan melawan kaum kafir tersebut, hingga akhirnya syahid di bukit Uhud. Rasulullah SAW. memerintahkan kepada seorang sahabatnya untuk memberitahu tentang syahidnya suami Nasibah binti Kaab.

Ketika tiba dirumah Nasibah binti Kaab dan mengabarkan berita ini, tidak ada gurat kesedihan pada wajahnya. Malah sebaliknya, ia merasa senang mendengar suaminya telah syahid di jalan Allah. Kemudian ia memerintahkan anak sulungnya untuk menggantikan ayahnya berperang dan mempertaruhkan jiwa raganya untuk menjaga dan melindungi Rasulullah. Ketika berperang bersama Rasulullah anak sulungnya pun syahid di jalan Allah dan kembali utusan Rasulullah mengabarkan berita duka ini. Dan air muka  ketika mendengar kabar kesyahidan putra sulungnya sama ketika ia mendapatkan kabar mengenai suaminya. Kembali ia perintahkan putra keduanya untuk berperang di bukit Uhud dan kembali ia pesankan putra keduanya pesan yang sama, yaitu jaga dan lindungi Rasulullah. Beberapa lama kemudian datanglah kembali utusan yang mengabarkan syahidnya putra Nasibah. Akan tetapi kali ini gurat kesedihan dan kecemasan mulai tampak pada raut wajahnya,  ia bingung siapa lagi yang akan berperang dan melindungi Rasulullah dari serangan kaum kafir sedangkan putra bungsunya belum cukup umur untuk berperang. Namun dengan berani putranya meyakinkan ibunya untuk ikut berperang, karena walaupun ia masih remaja kekuatan dan kemampuan bertarungnya sudah cukup untuk ikut perang.
Ketika mendengar pernyataan putra terakhirnya  raut wajahnya kembali berseri dan kembali ia pesankan pesan yang sama,  yaitu jaga dan lindungi keselamatan Rasulullah. Maka pergilah putranya bersama utusan Rasulullah ke medan perang. Ia bertarung dengan gagah berani hingga akhirnya ia pun syahid. Rasulullah kembali mengutus utusannya untuk mengabarkan berita ini. Ketika berita ini sampai pada Nasibah, kali ini ia bersedih dan menangis namun bukan karena ia merasa kehilangan dan merasa tidak memiliki siapa-siapa lagi, melainkan ia tidak memiliki seorang pun yang bisa menjaga dan melindungi keselamatan Rasulullah SAW. disamping itu ia sudah tidak muda lagi untuk ikut membantu peperangan. Akhirnya ia meminta utusannya untuk membawanya ke medan perang maka  sampailah ia di bukit Uhud. Namun Rasulullah berkata bahwa belum saatnyalah bagi kaum perempuan untuk ikut berperang, maka beliau Rasulullah SAW. memerintahkannya untuk merawat dan membantu para prajurit yang terluka.
Peperangan semakin sengit dan  kemenangan jatuh pada tangan kaum muslim. Akan tetapi, sebagian dari kaum muslim tidak mengindahkan perintah Rasulullah dan menuruti nafsu duniawinya untuk segera mengambil harta rampasan perang dan pergi meninggalkan medan perang.  Hingga akhirnya kemenangan yang telah didapat umat Islam pun digoyahkan oleh kaum kafir. Ketika banyak dari kaum muslim yang pergi meninggalkan Rasulullah dan syuhada lainnya hanya demi harta maka otomatis kaum muslim kekurangan pejuang untuk menghadapi kembalinya serangan dari kaum kafir. Dan ketika itu kondisi kaum muslim dalam keadaan terdesak. Melihat Rasulullah yang kewalahan melawan banyaknya pasukan kafir dan khawatir akan keselamatan Rasulullah SAW. maka Nasibah binti Kaab dengan beraninya mengangkat pedang dan berjuang bersama Rasulullah. Melihat apa yang dilakukan olehnya, Rasulullah memerintahkan pasukan yang lain untuk melemparkan perisainya dan memberikannya untuk Nasibah binti Kaab. Disaat itu ia kehilangan tangannya karena ditebas pedang orang kafir. Akan tetapi, dalam keadaan seperti itu ia masih mengkhawatirkan keselamatan Rasulullah dan mencari keberadaan Rasulullah. Ketika sedang mencari Rasulullah, tiba-tiba datang dari arah belakang kaum kafir yang menebas kepala Nasibah binti Kaab. Maka terjatuhlah ia dan syahid dalam perang Uhud ini. Ketika tubuhnya  terjatuh ke tanah, langit berubah menjadi  gelap dan mulailah turun hujan disertai angin kencang. Saat itulah seakan  ribuan malaikat dilangit menjadi saksi perjuangannya dan menyambut ruhnya dari atas langit. Dan Rasulullah memberinya sebutan Umu Umaroh. Beliaulah sang mujahidah yang didamba surga. Mujahidah yang baunya harum kasturi.

Oleh : Dini Andriani

0 komentar:

Posting Komentar