Selasa, 29 Oktober 2013

Naik Haji Bukan Cuma Mimpi


Oleh: Zahirah Azzahra

Sepintas dua kata ini menyemburatkan dua kata lain. “Tak mungkin”.Iyalah tak mungkin. Mana bias mahasiswa kere seperti saya naik haji. Naik haji selain membutuhkan kesiapan mental dan fisik juga membutuhkan kecukupan finansial. Sedang berapa yang  saya punya?

Hampir semua orang mungkin berfikir sama seperti saya. Tapi kawan, tak banyak kah kita belajar dari sekitar. Masih ingat kah engkau, di sebuah stasiun televise swasta, seorang pemulung sampah berhasil membeli beberapa ekor kambing untuk dipotong pada perayaan idul adha. Begitu pula dengan seorang tukang becak yang mampu membeli seekor sapi yang harganya melangit bagi seorang tukang becak saat ini. Tak malukah engkau dengan kesungguhan mereka?

NIAT
                Niat itu bertekad. Tekad itu harus ditanamkan kuat-kuat. Kalau memang mau pergi haji, berniatlah padaNya. Panggil nama Nya jika engkau ingin dipanggil ke Baitullah. Seringlah membaca talbiyah. Labbaik Allahhumma Labaik. Maka Allah akan jawab: LabbaikaWaSaddaika. Aku dengar panggilanmu.

DOA
Doa itu selalu jadi senjata manjur bagi muslim. Tak akan rugi waktu bila berdoa. Karena doa dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Apalagi, Allah memberikan nilai plus untuk kita bila berdoa pada waktu-waktu tertentu seperti sepertiga malam atau ketika mendengar adzan. Allah telah memberikan sarana prasarana, lantas kenapa kita tak memanfaatkan nya? Toh, berdoa itu free and unlimited.

PELAJARI CARA-CARA NAIK HAJI
                Kalau hanya “Ingin” naik haji, tetapi “TidakMengerti” mengapa kita harus berhaji, akan melemahkan niat kita. Pelajarilah semua hal tentang berhaji. Buku Oki Setiana Dewi yang berjudul “Cahaya di AtasCahaya” bias menjadi salah satu referensi kita agar termotivasi untuk berhaji. Saya salah seorang pembaca yang terkesima karenanya.
HUSNUDZON
                Husnudzonlah terhadap Allah.Jangan dulu bilang tak mungkin. Apa yang tak mungkin baginya? Seekor anjing yang kehausan pun bilak elaparan akan ia tolong. Apalagi kita, umatnya yang rajin berdoa dan berbaik sangka padanya.

MENABUNG
Kita boleh bermimpi tinggi.Tapi mimpi tak boleh hanya stak menjadi mimpi. Ia harus terealisasi. Menabunglah mulai dari sekarang. Kita bias menabung di celengan ayam jago sendiri atau pun membuat tabungan haji di bank-bank syariah ternama. Insya Allah, ini akan mempermudah jalan kita kekota cahaya.

Oke, itu hanya sedikit saran yang bias saya bagikan setelah membaca buku Oki Setiana Dewi dan blog ustadz favorit saya, Yusuf Mansyur. Semoga yang sedikit ini, bias bermanfaat banyak.Terakhir, izin kan saya untuk mengutip status FB saya sendiri. Hehehe.

"Di Makkah, burung-burung cahaya beterbangan di atas Ka'bah, mengiringi ribuan manusia ber thawaf sepanjang waktu, yang tiap kicauannya adalah tasbih dan tiap kepakan sayap nya adalah tauhid. Disinilah cahaya Allah menaunginya. Ada Cahaya di atasCahaya" (Oki SetianaDewi dalam Cahaya di atas Cahaya)

Katakan: Aku tak butuh pergi ke White Building di USA, Menara Eiffel lambing cinta di Paris, atau patung megah Merlion di Singapur. Aku hanya butuh mengobati rinduku padaMu. Di kota tempat cahaya yang paling terang bersinar diantara kota-kota paling terang dengan iman. Yang cahayanya seakan-akan bagaikan bintang bersinar, seperti mutiara langit bertebaran.


_Semoga masih ada umur untuk menggenggam cahaya Mudisana_



1 komentar: