Oleh: Zahirah Azzahra
Sepintas dua kata ini menyemburatkan dua kata lain.
“Tak mungkin”.Iyalah tak mungkin. Mana bias mahasiswa kere seperti saya naik
haji. Naik haji selain membutuhkan kesiapan mental dan fisik juga membutuhkan kecukupan
finansial. Sedang berapa yang saya punya?
Hampir semua orang mungkin berfikir sama seperti saya.
Tapi kawan, tak banyak kah kita belajar dari sekitar. Masih ingat kah engkau,
di sebuah stasiun televise swasta, seorang pemulung sampah berhasil membeli beberapa
ekor kambing untuk dipotong pada perayaan idul adha. Begitu pula dengan seorang
tukang becak yang mampu membeli seekor sapi yang harganya melangit bagi seorang
tukang becak saat ini. Tak malukah engkau dengan kesungguhan mereka?
NIAT
Niat itu bertekad. Tekad
itu harus ditanamkan kuat-kuat. Kalau memang mau pergi haji, berniatlah padaNya.
Panggil nama Nya jika engkau ingin dipanggil ke Baitullah. Seringlah membaca talbiyah.
Labbaik Allahhumma Labaik. Maka Allah akan jawab: LabbaikaWaSaddaika.
Aku dengar panggilanmu.
DOA
Doa itu selalu jadi senjata manjur bagi muslim. Tak akan
rugi waktu bila berdoa. Karena doa dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.
Apalagi, Allah memberikan nilai plus untuk kita bila berdoa pada waktu-waktu tertentu
seperti sepertiga malam atau ketika mendengar adzan. Allah telah memberikan sarana
prasarana, lantas kenapa kita tak memanfaatkan nya? Toh, berdoa itu free and
unlimited.
PELAJARI CARA-CARA NAIK HAJI
Kalau hanya “Ingin”
naik haji, tetapi “TidakMengerti” mengapa kita harus berhaji, akan melemahkan niat
kita. Pelajarilah semua hal tentang berhaji. Buku Oki Setiana Dewi yang
berjudul “Cahaya di AtasCahaya” bias menjadi salah satu referensi kita agar
termotivasi untuk berhaji. Saya salah seorang pembaca yang terkesima karenanya.
HUSNUDZON
Husnudzonlah terhadap
Allah.Jangan dulu bilang tak mungkin. Apa yang tak mungkin baginya? Seekor anjing
yang kehausan pun bilak elaparan akan ia tolong. Apalagi kita, umatnya yang
rajin berdoa dan berbaik sangka padanya.
MENABUNG
Kita boleh bermimpi tinggi.Tapi mimpi tak boleh hanya stak
menjadi mimpi. Ia harus terealisasi. Menabunglah mulai dari sekarang. Kita bias
menabung di celengan ayam jago sendiri atau pun membuat tabungan haji di
bank-bank syariah ternama. Insya Allah, ini akan mempermudah jalan kita kekota cahaya.
Oke, itu hanya sedikit saran yang bias saya bagikan
setelah membaca buku Oki Setiana Dewi dan blog ustadz favorit saya, Yusuf
Mansyur. Semoga yang sedikit ini, bias bermanfaat banyak.Terakhir, izin kan saya
untuk mengutip status FB saya sendiri. Hehehe.
"Di Makkah, burung-burung cahaya beterbangan
di atas Ka'bah, mengiringi ribuan manusia ber thawaf sepanjang waktu, yang tiap
kicauannya adalah tasbih dan tiap kepakan sayap nya adalah tauhid. Disinilah cahaya
Allah menaunginya. Ada Cahaya di atasCahaya" (Oki SetianaDewi dalam Cahaya
di atas Cahaya)
Katakan: Aku tak butuh pergi ke
White Building di USA, Menara Eiffel lambing cinta di Paris, atau patung megah Merlion di Singapur. Aku hanya butuh mengobati
rinduku padaMu. Di kota tempat cahaya yang paling terang bersinar diantara kota-kota
paling terang dengan iman. Yang cahayanya seakan-akan bagaikan bintang bersinar,
seperti mutiara langit bertebaran.
_Semoga masih ada umur untuk menggenggam cahaya Mudisana_
mari pantaskan diri :)
BalasHapus