Selasa, 22 Oktober 2013

Hakikat Cinta: Berkah atau Musibah

   Assalamualaikum sobat muslimnya FBS, eh muslim UNJ deh eh Muslim Semua deh  


C.I.N.T.A  ?
B.E.R.K.A.H ??
atau
M.U.S.I.B.A.H ???
   
                Pernah denger gak sih bahwa dengan cinta bisa membawa musibah?
Ini fenomena yang bener-bener ada lho. Coba aja kita lihat berapa banyak kejadian yang dilandasi dengan cinta yang mampu menghasilkan musibah. 

                Kalo kita lihat sejarah contohnya saja peperangan antara pasukan Romawi dan pasukan Troy. Ini adalah salah satu peperangan besar yang mana menghasilkan satu orang pahlawan yang hingga kini terkenal yang bernama Achilles. Ternyata eh ternyata peperangan ini berawal dari rasa cinta pangeran Troy dengan Permaisuri Romawi kemudian sang permaisuri dibawa kabur sama sang pangeran. See? Dengan cinta bisa membawa peperangan besar.

                Kalo yang sekarang-sekarang sih bisa bikin orang lupa ama hidupnya bahkan ama Yang Maha Hidup. Ketika cinta membawa masalah eh bukannya diselesaikan dengan kepala dingin malah kepalanya digantung, ckckck. Ini fenomena yang merupakan aib bagi kaum muda sekarang ini. Mereka bisa mengalahkan hidupnya demi sang yang dicinta. Padahal yang dicinta saja tidak bisa menghasilkan cinta. Mereka terjebak hawa nafsu yang dibawa setan.
               
               Jadi mencinta itu salah ya?
               Eits, siapa bilang cinta itu salah. Kalo cintanya di jalan yang tepat itu gak bisa dibilang salah.

Trus gimana sih cinta yang tepat?
Nah pertanyaan ini sering banget ditanyain padahal jawabannya sangat mudah. Tentu saja cinta yang tepat itu mencintai Yang Bisa Mengasilkan Cinta alias Sang Pemilik Cinta. So, emangnya siapa sih Sang Pemilik Cinta?

“Dan Dialah (Allah) Yang Maha Pengampun lagi Maha Mencintai hamba-hamba-Nya” (Q.S. Al-Buruuj:14).
                
               Jadi, Allah itu Maha Mencintai masa iya kita masih aja ingkar padaNya, masih aja kita lebih mencintai makhluk yang belum tentu dia itu mencintai kita. Trus pertanyaan selanjutnya apa iya kita tidak boleh mencintai orang tua, istri/suami, anak, saudara, dll? Jelas aja boleh selama kadarnya tidak melebihi cinta pada Allah. Atau lebih enaknya gini: kita mencintai orang tua/anak/istri/suami/saudara karena Allah mencintai mereka. Jadi landasannya balik lagi Cinta kepada Allah.
                Cinta itu sesungguhnya sangat indah jika dilandasi Cinta pada Allah. Namun, cinta bisa menjadi musibah seperti sejarah peperangan yang saya ceritakan di atas, ataupun bisa menghilangkan nyawa secara konyol. Cinta yang baik maupun cinta yang buruk adalah dua pilihan yang pasti harus kita pilih, tinggal semua bergantung kepada pribadi masing-masing.
“…Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sebelum kaum itu sendiri yang mengubah apa yang ada pada diri mereka....” (Q.S. Ar-Ra’d:11).

Depok, 15 Oktober 2013


  • Tomy ‘Abu Ali’ Sarwono

0 komentar:

Posting Komentar