B.E.R.K.A.H ??
atau
M.U.S.I.B.A.H ???
Pernah
denger gak sih bahwa dengan cinta bisa membawa musibah?
Ini fenomena yang bener-bener
ada lho. Coba aja kita lihat berapa banyak kejadian yang dilandasi dengan cinta
yang mampu menghasilkan musibah.
Kalo kita lihat sejarah contohnya saja
peperangan antara pasukan Romawi dan pasukan Troy. Ini adalah salah satu
peperangan besar yang mana menghasilkan satu orang pahlawan yang hingga kini
terkenal yang bernama Achilles. Ternyata eh ternyata peperangan ini berawal
dari rasa cinta pangeran Troy dengan Permaisuri Romawi kemudian sang permaisuri
dibawa kabur sama sang pangeran. See? Dengan
cinta bisa membawa peperangan besar.
Kalo
yang sekarang-sekarang sih bisa bikin orang lupa ama hidupnya bahkan ama Yang
Maha Hidup. Ketika cinta membawa masalah eh bukannya diselesaikan dengan kepala
dingin malah kepalanya digantung, ckckck. Ini fenomena yang merupakan aib bagi
kaum muda sekarang ini. Mereka bisa mengalahkan hidupnya demi sang yang
dicinta. Padahal yang dicinta saja tidak bisa menghasilkan cinta. Mereka
terjebak hawa nafsu yang dibawa setan.
Jadi
mencinta itu salah ya?
Eits, siapa bilang cinta itu salah. Kalo cintanya di jalan
yang tepat itu gak bisa dibilang salah.
Trus gimana sih cinta yang tepat?
Nah pertanyaan ini sering banget ditanyain padahal
jawabannya sangat mudah. Tentu saja cinta yang tepat itu mencintai Yang Bisa
Mengasilkan Cinta alias Sang Pemilik Cinta. So,
emangnya siapa sih Sang Pemilik Cinta?
“Dan Dialah (Allah)
Yang Maha Pengampun lagi Maha Mencintai hamba-hamba-Nya” (Q.S. Al-Buruuj:14).
Jadi, Allah itu Maha
Mencintai masa iya kita masih aja ingkar padaNya, masih aja kita lebih
mencintai makhluk yang belum tentu dia itu mencintai kita. Trus pertanyaan
selanjutnya apa iya kita tidak boleh mencintai orang tua, istri/suami, anak,
saudara, dll? Jelas aja boleh selama kadarnya tidak melebihi cinta pada Allah.
Atau lebih enaknya gini: kita mencintai orang tua/anak/istri/suami/saudara
karena Allah mencintai mereka. Jadi landasannya balik lagi Cinta kepada Allah.
Cinta
itu sesungguhnya sangat indah jika dilandasi Cinta pada Allah. Namun, cinta
bisa menjadi musibah seperti sejarah peperangan yang saya ceritakan di atas,
ataupun bisa menghilangkan nyawa secara konyol. Cinta yang baik maupun cinta
yang buruk adalah dua pilihan yang pasti harus kita pilih, tinggal semua
bergantung kepada pribadi masing-masing.
“…Sesungguhnya Allah
tidak akan merubah nasib suatu kaum sebelum kaum itu sendiri yang mengubah apa
yang ada pada diri mereka....” (Q.S. Ar-Ra’d:11).
Depok, 15 Oktober 2013
- Tomy ‘Abu Ali’ Sarwono
0 komentar:
Posting Komentar