Oleh: Heri Samtani
Ramadhan seringkali menjadi momen bagi
acara-acara di stasiun TV untuk bermetamorfosis. Mengubah genre acara menjadi
terkesan lebih Islami. Mulai dari acara lawakan sampai acara sinetron tak luput
diberi bumbu-bumbu religi. Semua dikemas dengan nuansa Islami ala Ramadhan.
Tidak tanggung-tanggung, acara TV berlomba-lomba untuk jadi yang terdepan dan
paling menghibur di jam-jam sahur dan berbuka.
Ramadhan seolah menjadi ajang komersial.
Karena pada hakikatnya nyawa sebuah program televisi terletak pada periklanan
(advertasi). Semakin menarik dan berada pada puncak rating, sebuah acara
akan kebanjiran sponsor. Maka tidak jarang, visi sebuah acara lebih mengarah
pada suatu hal yang bersifat komersial, dengan mengesampingkan nilai-nilai
keIslaman yang lebih kuat.
Sebut saja misalnya, acara lawak, yang tampak
mendominasi layar kaca di sepanjang bulan suci Ramadhan. Hampir semua acara
lawak dibubuhi kuis yang berdaya persuasif-konsumtif tinggi dengan
pertanyaan-pertanyaan Islami yang klise. Selain itu, acara lawak sendiri
akhir-akhir ini tengah mendapat peringatan keras dari Komisi Penyiaran
Indonesia (KPI). Memang acara lawak yang biasa menghadirkan sejumlah guyonan
slapstik dan seringkali berisi celaan pada kaum difabel, orang tua dan
mengumpat kemiskinan. Tayangan semacam ini rasanya kurang pantas jika
disisipkan dalam menu hiburan menjelang berbuka dan saat sahur.
Selain itu, tayangan sinetron juga lebih marak
di bulan suci ramadhan. Dengan kemasan yang lebih Islami. Meskipun porsi
religiusitasnya kurang ditonjolkan. Dan justru lebih menekankan unsur hiburan.
Sehingga tidak jarang, sinetron Islami hanya sebatas kemasan luarnya saja yang
Islami, dan belum mampu menyajikan unsur dakwah yang sesuai harapan pemirsa.
Hal yang paling ironis seputar tayangan TV di
bulan Ramadhan adalah masih bermunculannya acara infotainment. Meskipun dengan
penambahan porsi berita seputar ramadhan yang insya Allah jauh dari
kemudharatan, namun, porsi gosip (ghibah-nya) masih mendominasi.
Akhir-akhir ini, mulai bermunculan sejumlah
ajang pencarian bakat yang ditayangkan selama bulan Ramadhan. Kehadirannya
cukup memberikan motivasi baru dan menggugah semangat untuk lebih banyak
mengkaji nilai-nilai agama Islam. Bahkan, acara pencarian bakat penghafal
(hafidz) Qur’an yang ditayangkan pada salah satu stasiun TV swasta sanggup
memberikan tamparan keras di batin kaum muslimin. Selain itu, banyak juga
bermunculan tayangan yang mengkaji peradaban Islam dan memberikan informasi
bernilai historis.
Apapun bentuk tayangan di stasiun TV selama
Ramadhan, sudah sepantasnya kita bersifat selektif. Jangan sampai terjerat
dalam lingkar hiburan yang kurang berfaedah. Jangan sampai hiburan melenyapkan
detik-detik kita untuk beramal shaleh di bulan yang penuh berkah ini. Di bulan
yang telah lama kita rindukan.
Allah berfirman,
إِنَّ
السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا
“Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan
jawabnya.” (QS. Al-Isra’: 36)
0 komentar:
Posting Komentar