Minggu, 20 Juli 2014

Menilik Tayangan TV di Bulan Ramadhan


Oleh: Heri Samtani

Ramadhan seringkali menjadi momen bagi acara-acara di stasiun TV untuk bermetamorfosis. Mengubah genre acara menjadi terkesan lebih Islami. Mulai dari acara lawakan sampai acara sinetron tak luput diberi bumbu-bumbu religi. Semua dikemas dengan nuansa Islami ala Ramadhan. Tidak tanggung-tanggung, acara TV berlomba-lomba untuk jadi yang terdepan dan paling menghibur di jam-jam sahur dan berbuka.
Ramadhan seolah menjadi ajang komersial. Karena pada hakikatnya nyawa sebuah program televisi terletak pada periklanan (advertasi). Semakin menarik dan berada pada puncak rating, sebuah acara akan kebanjiran sponsor. Maka tidak jarang, visi sebuah acara lebih mengarah pada suatu hal yang bersifat komersial, dengan mengesampingkan nilai-nilai keIslaman yang lebih kuat.

Sebut saja misalnya, acara lawak, yang tampak mendominasi layar kaca di sepanjang bulan suci Ramadhan. Hampir semua acara lawak dibubuhi kuis yang berdaya persuasif-konsumtif tinggi dengan pertanyaan-pertanyaan Islami yang klise. Selain itu, acara lawak sendiri akhir-akhir ini tengah mendapat peringatan keras dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Memang acara lawak yang biasa menghadirkan sejumlah guyonan slapstik dan seringkali berisi celaan pada kaum difabel, orang tua dan mengumpat kemiskinan. Tayangan semacam ini rasanya kurang pantas jika disisipkan dalam menu hiburan menjelang berbuka dan saat sahur.
Selain itu, tayangan sinetron juga lebih marak di bulan suci ramadhan. Dengan kemasan yang lebih Islami. Meskipun porsi religiusitasnya kurang ditonjolkan. Dan justru lebih menekankan unsur hiburan. Sehingga tidak jarang, sinetron Islami hanya sebatas kemasan luarnya saja yang Islami, dan belum mampu menyajikan unsur dakwah yang sesuai harapan pemirsa.

Hal yang paling ironis seputar tayangan TV di bulan Ramadhan adalah masih bermunculannya acara infotainment. Meskipun dengan penambahan porsi berita seputar ramadhan yang insya Allah jauh dari kemudharatan, namun, porsi gosip (ghibah-nya) masih mendominasi.

Akhir-akhir ini, mulai bermunculan sejumlah ajang pencarian bakat yang ditayangkan selama bulan Ramadhan. Kehadirannya cukup memberikan motivasi baru dan menggugah semangat untuk lebih banyak mengkaji nilai-nilai agama Islam. Bahkan, acara pencarian bakat penghafal (hafidz) Qur’an yang ditayangkan pada salah satu stasiun TV swasta sanggup memberikan tamparan keras di batin kaum muslimin. Selain itu, banyak juga bermunculan tayangan yang mengkaji peradaban Islam dan memberikan informasi bernilai historis.

Apapun bentuk tayangan di stasiun TV selama Ramadhan, sudah sepantasnya kita bersifat selektif. Jangan sampai terjerat dalam lingkar hiburan yang kurang berfaedah. Jangan sampai hiburan melenyapkan detik-detik kita untuk beramal shaleh di bulan yang penuh berkah ini. Di bulan yang telah lama kita rindukan.
Allah berfirman,
إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا


Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS. Al-Isra’: 36)

0 komentar:

Posting Komentar