Malam
belum begitu larut.
Seorang istri menunggu suaminya pulang kerja. Membantu sang
buah hati mengerjakan PR. Terdengar suara motor. Pertanda suaminya telah
pulang. Disambut dengan penuh suka cita. Berebut menyambut kedatangannya.
Wajahnya terlihat letih dan lelah. Sepanjang hari pekerjaan menumpuk. bukan
senyuman yang didapat. Suami itu membentak istrinya. Istrinya membalas dengan
senyuman. mencium tangan Sang Suami tercinta.
‘Ayah, sudah saya siapkan air hangat untukmu,’ kata
Sang Istri.
Suaminya bergegas mengambil handuk. Suaminya terheran.
Bentakannya dibalas dengan senyuman. Setelah usai mandi dan sholat. Letih dan
penat telah hilang. Suami menghampiri istrinya. Ditelinga membisikkan kata,
‘Mah, maafin ayah ya..’ Suami istri itu saling berpandangan. Anaknya memeluk
ibundanya dari belakang. Terdengar suara tertawa riuh. Air mata itu mengalir.
Terasa damai dihati.
Ketika kita melakukan perbuatan baik tetapi dibalas
dengan cacian, berarti kita telah memasuki gerbang maaf, ikhlas, cinta dan
kasih sayang. Maka tersenyumlah sebab itu adalah anugerah yang terindah dari
Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena Allah menempatkan diri kita pada derajat
sebagai kekasihNya yang mampu mengolah kebencian menjadi kesejukan hati,
mengolah cacian menjadi senyuman. Maka hidup ini terasa indah. Tersenyumlah!
‘Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa
dan orang-orang yang berbuat kebaikan. (QS. an-Nahl : 128).
0 komentar:
Posting Komentar